Tag Archives: hati nurani

Perihal Ikhlas

Setelah mengalami banyak hal yang sempat “menguji” hidup di tahun ini, saya jadi sadar begitu banyak hal yang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan.

Setiap hari saya mencoba mengisi lembaran putih kehidupan dengan tinta hitam yang tak terlalu pekat namun juga tak terlalu buram.
Saya sadar, tidak semua tulisan bisa dinikmati orang, tidak semua tulisan bisa enak dibaca. Untuk membuatnya bisa dinikmati banyak orang, kadang saya harus merevisi setiap lembarnya, bahkan mengulangnya dari awal. Mengganti tinta, merobek kertas, sampai kadang harus merubah gaya dan bentuk tulisan. Tidak menjadi murni lagi memang, but that’s the only way to get a good writing.

Dalam proses menulis ini saya banyak belajar. Kita hidup dalam lingkungan sosial yang penuh dengan rupa egoisme. Kadang saya berpikir Continue reading

Kelakuan Para Wakil Rakyat

Baca koran tempo pagi ini sambil menunggu keretaku datang, eh headline-nya bikin gue geleng-geleng kepala lagi sambil tersenyum dan memicikkan alis..

“Dana BI RP 68,5 Miliar Mengalir ke Jaksa”

Duh.. kayanya duit segitu dikitt banget. Kemarin kasus Al Amin Nasution, kasus Miranda Gultom, eh sekarang kasus mantan Gubernur dan Direktur Bank Indonesia.

Hmm..kayanya trend kasus suap ga akan pernah mati deh. Satu suap semua suap. Siapa bilang yang bisa latah cuma orang-orang biasa seperti kita dengan trend mode dan fashion? Para pejabat dan wakil rakyat ngak mau kalah dong 😉

Coba deh liat data yang gue copy paste dr Tempo, edisi 6 Oktober 2008 Continue reading

dengannya.denganmu.hanya itu.

aku ingin keluar dari dunia
berteriak sekuat tenaga pada ibu

“aku lelah bu, lelah sekali”, keluhku.

“kau baru berdiri di garis start, bahkan belum berlari nak” katanya sambil tersenyum.

pelupuk mataku tak mampu menahan lagi air mata
ibu tak terbiasa memelukku
katanya.. supaya aku sekuat baja
kata mereka, baja tak ada apa-apanya dariku
aku rasa mereka keliru
kapas pun lebih kuat dari atmaku
ia rapuh, terlalu rapuh bahkan

atau itu.. hanya rasaku?

aku muak dengan topeng
aku muak dengan fana
tapi kadang aku juga perlu untuk bertahan
ya.. munafik memang

seandainya aku punya sayap
agar tak usah berlari lagi
aku ingin mengunjungi nevereverland
belajar memandang dunia lewat sebuah lensa suara
agar tak ada lagi tatap
bahkan topeng pun entah untuk apa
agar tak usah berlari
tapi beriring bersama
bergerak bersama dengan canda

dengannya
denganmu
dengan cinta
dengan rasa..

hanya itu.

kemunafikan nurani

Beberapa terakhir ini gue memperhatikan perilaku orang-orang di sekitar gue, kok kerasa ada yang beda ya?

Ada sebuah kemunafikan nurani di sana.
atau gue aja yang terlalu sensitif?

Nggak juga ah, ada kok beberapa temen gue yang juga ngerasain hal ini.

Kata bunda, menganalisis orang sudah gue lakukan sejak kecil, tapi yang sekarang gue rasain ini beda, rasanya muak.

Tapi tetep aja, I really hate fake people.
Kalo gue perhatiin, kok makin banyak orang yang jadi pengekor ya? Rela ngelakuin apa aja, rela ngikutin kemana aja, rela ngorbanin kejujurannya..

makes a drama in their life & do all d fake things

Ini bukan sudut pandang gue secara subjektif, analisis ini timbul karena gue membandingkan sifat beberapa orang yang dulu dengan yang sekarang.

Kalo alasan klisenya sih Continue reading