“Jadi, siapa aja yang mau dateng ke resepsi nikahan gue di Payakumbuh tanggal 28 Desember? Ayo dong pada ikut, biar bisa traveling bareng.” Teman saya dari jaman kuliah, Sari melayangkan pertanyaan yang langsung saya jawab dengan antusias melalui whatsapp group.
“Gue ikut ya Sar! Baru mau beli tiket nih.” Saya tak sabar ingin memulai petualangan di Sumatera. Selain karena belum pernah mengunjungi Sumatera Barat, kesenangan saya dilipatgandakan oleh kartu kredit CIMB AirAsia Big Card yang baru saja saya dapatkan di awal November 2014 kemarin.
Karena resepsi pernikahan Sari sangat dekat dengan tahun baru, saya tidak tanggung-tanggung merencanakan liburan selama dua minggu. Dengan CIMB Niaga AirAsia Big Card, saya membeli tiket Jakarta-Padang dan Medan-Jakarta serta memesan beberapa hostel dan hotel di beberapa kota tujuan. The whole process was pretty easy. Oiya, untuk memastikan BIG pointsnya masuk, saya membeli tiket Medan-Jakarta melalui website AirAsia langsung.
Tujuan pertama saya setelah sampai Padang tentu saja Payakumbuh. Sari menikah di salah satu desa kecil tempat keluarga suaminya berasal, namanya Desa Koto Kociak. Saya datang bersama partner traveling saya, Griksa dan juga teman dari jaman kuliah yang sama-sama suka jalan, Sheila Kartika.
Resepsi pernikahan adat ala Minang benar-benar memakan waktu seharian. Sari sudah bangun sejak jam 5 pagi untuk dandan, mengikuti proses arak-arakan keliling kampung, makan bersama keluarga besar, tradisi sahut-sahutan syair (ba alua), dan foto-foto bersama seluruh tamu yang datang. Ngomong-ngomong soal pernikahan ala Minang, mempelai wanita di pernikahan adat ini luar biasa ya! Saya salut melihat mereka duduk berjam-jam memakai baju yang tebal dan suntiang yang berat di kepala.
Setelah selesai merayakan resepsi pernikahan Sari, petualangan kami menjelajah Sumatera Barat dan (sedikit) Utara pun dimulai. Ini dia 10 dari berpuluh-puluh kegiatan seru yang kami lakukan selama dua minggu kemarin:
1. Paralayang di Bukit Gado-gado, Padang
Dengan membayar Rp 250,000/orang, saya terbang selama kurang lebih dua puluh menit di udara. Sebenarnya bisa lebih lama, sayang saya sedang masuk angin saat itu.

Beruntung sekali karena cuaca di Padang sedang cerah di awal Januari 2014, padahal setiap hari mendung dan kadang hujan deras.
2. Tahun Baruan & Wisata Museum di Sawahlunto
Kota tambang yang saya pikir akan sepi ketika tahun baru ternyata meriah! Sebenarnya kota ini bisa dilalui tanpa harus menginap, namun karena kami sampai di tanggal 30 Desember malam, saya dan teman-teman memutuskan untuk merayakan malam tahun baru di kota ini. Jangan lupa mampir ke semua museumnya jika kamu ke Sawahlunto, banyak cerita sejarah yang menarik!
3. Menikmati Senja di Istana Pagaruyung, Batusangkar
Istano Basa (Istana Besar) yang lebih dikenal dengan nama Istana Pagaruyung ini merupakan replika istana peninggalan Kerajaan Pagaruyung. Bangunan aslinya sudah terbakar pada tahun 1804 akibat kerusuhan. Awalnya, istana ini dibangun untuk tempat tinggal keluarga kerajaan, namun fungsinya sekarang telah berubah sebagai museum. Jika kamu pecinta senja, datanglah sebelum jam enam sore sehingga sempat menyaksikan matahari tenggelam di ufuk barat.
4. Makan (baca: ketagihan) Ayam Pop di Bukittingi
Sebenarnya, wisata kuliner selama di Sumatera Barat tidak hanya saya lakukan di Bukittinggi, namun yang paling membekas selama perjalanan ini adalah ayam pop di Rumah Makan Family Benteng Indah, letaknya ada di samping pintu masuk Benteng Fort de Kock. Saya makan empat potong dan teman-teman lain ada yang makan sampai tujuh! Cita rasa ayam pop yang maknyus ini pun sudah diakui oleh Ari Parikesit, sang pemilik Kelanarasa.com. *katanya, jengkolnya juga bikin nagih!

Foto bareng Vindhya. Saking lahapnya, malah nggak sempet foto-foto ayam popnya! Duh, udah terlanjur sampai di perut.
5. Jogging Pagi di Lembah Harau
Dalam setiap perjalanan, saya selalu menyiapkan sepatu lari. Setelah berlibur hampir seminggu lebih di Sumatera Barat, akhirnya kesampaian juga jogging pagi! Pengalaman lari di Lembah Harau bisa dibilang merupakan pengalaman lari terbaik saya sejak tahun 2012. Udara di sini masih sangat bersih, segar, dan tidak terlalu dingin. Jalanannya pun sudah aspal dengan pemandangan hijau royo-royo di satu sisi dan juga tebing-tebing tinggi di sisi lainnya. Oiya, banyak juga yang menyarankan untuk naik sepeda selama di sini, bisa jadi ide bagus untuk kunjungan selanjutnya tuh.

Pemandangan jogging pagi di Lembah Harau. *cuma sempet foto-foto dengan kamera handphone saking leyeh-leyehnya selama di Harau*
6. Menengok Arsitektur Kelok 9
Sebelum kembali ke Padang dari Lembah Harau, kami memutuskan untuk melihat Kelok 9 yang namanya cukup mahsyur itu. Ruas jalan berkelok ini terletak 30km dari kota Payakumbuh menuju ke provinsi Riau. Sejak diresmikan tahun 2011, jembatan ini menjadi salah satu ikon pariwisata Sumatera Barat. Setelah sempat dibuka untuk jalur sepeda selama Tour De Singakarak sebelum peresmiannya, Kelok 9 menjadi destinasi yang marak dikunjungi wisatawan sama seperti halnya Jam Gadang.

Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.
7. Keliling Pulau Samosir dengan Sepeda Motor
Sebelum menuju kota Medan, kami memutuskan untuk berhenti di Parapat, kota yang terletak di pinggir Danau Toba ini mempunyai akses penyeberangan ke Pulau Samosir. Saya pun memutuskan untuk menginap satu malam di pinggir Danau Toba dan menyeberang ke Pulau Samosir di hari berikutnya.

Dari Parapat, saya menyeberang selama 20 menit menggunakan kapal kayu ke Desa Tuk-tuk, daerah yang ramai dengan penginapan dan rental motor.

Menyempatkan diri untuk berhenti di pinggir jalan dalam perjalanan menuju Desa Tomok dan memotret Danau Toba dari kejauhan.
8. Memandikan Gajah di Tangkahan
Karena saya bukan pecinta kota besar ketika traveling, Tangkahan menjadi destinasi yang sangat menarik perhatian ketika Vindhya, salah seorang teman menyarankannya kepada saya. Tangkahan terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Leuseur, sekitar 4-6 jam dari pusat kota Medan, tergantung kemacetan saat itu. Siapkan uang cash yang agak banyak jika ingin berkunjung ke sini, harga-harga paketnya cukup mahal dan mereka tidak menyediakan layanan pembayaran lewat kartu debit/kredit.

Happy time with the elephants! Senang bisa main bareng rajah di habitatnya sendiri, bukan di kebun binatang.
9. Wisata Sejarah di Medan
Kalau kamu tidak suka kota besar namun masih punya beberapa jam sebelum pergi ke airport, saya sangat merekomendasikan Rumah Tjong A fie, rumah seorang milyuner baik hati dari negeri Cina yang banyak menolong rakyat pada jaman penjajahan Belanda. Selain terpesona dengan perawatan rumahnya, saya salut dengan kedetilan tur guidenya dalam menjelaskan setiap bagian dari rumah tersebut serta sejarah di baliknya.
10. Mencoba Akses Kereta Menuju Bandara Kualanamu
Medan terasa seperti Singapura ketika saya melangkahkan kaki ke dalam City Railway Station. Akses ke bandara yang normalnya bisa memakan waktu satu hingga satu setengah jam jika memakai taxi bisa ditempuh hanya dengan 30 menit saja dengan menggunakan kereta. Harga tiketnya per-Januari 2014 adalah Rp 80.000 untuk sekali jalan dari/ke bandara. Semoga kota-kota lainnya bisa menyusul dengan teknologi ini!
—-
Intermezzo sedikit. Untuk seorang freelancer seperti saya, mendapatkan kartu kredit tidak semudah teman-teman pekerja kantoran. Padahal, kartu kredit adalah kartu sakti yang sangat penting bagi orang yang suka berjalan-jalan. Kartu ini besar perannya ketika kita ingin memesan penerbangan dan hotel secara cepat atau bahkan mendadak.
Pertengahan September 2014, CIMB Niaga bekerjasama dengan AirAsia meluncurkan CIMB Niaga AirAsia BIG Card dan mengundang saya serta beberapa travel blogger untuk datang. Beberapa orang dari kami mempunyai privilege untuk dibantu proses pembuatan kartu kreditnya. Pucuk di cinta ulam tiba! Sebagai pengguna jasa bank CIMB dan maskapai AirAsia, kartu ini memberikan banyak kemudahan dan keuntungan melalui program #HolidayonUs-nya:
- Gratis 500 Big Points ketika mengaktifkan kartu kreditnya dalam kurun waktu 14 hari kerja sejak kartunya diterima ditambah perolehan 3x Big Points setiap pembelanjaan dengan kelipatan Rp 6.000 di http://www.airasia.com. Lumayan, pointsnya bisa dipakai buat terbang gratis.
- Cicilan 0% selama 3 bulan untuk transaksi apapun dimanapun dengan minimum pembelanjaan Rp 500.000,-.
- Bebas iuran tahunan pertama. Jika ingin bebas di iuran tahunan berikutnya, total belanja dalam 1 tahun dengan kartu kreditnya min. 24 juta. Ya, kira-kira 2juta/bulan.
Lumayan banget ya kartu kredit dari CIMB dan AirAsia ini, cocok buat yang suka jalan-jalan dan belanja! 😉
Saya udah pernah keliling Sumatera sebenernya, tapi lebih dari sepuluh tahun yang lalu, jadi udah lupa huehe…. Dulu belom ada itu Kelok 9, dan di foto keliatannya keren banget, ya. Pengen ke sana lagi jadinya 😀
Wah kemarin kagak sempat nyampe sini waktu main ke Riau – PKU 😦
wah kemarin gak nyampe sini waktu ke Riau PKU 😦
ayam pop! waaa coba ada fotonya, gak ada aja saya udah kebayang-banyang keindahan sang ayam pop