aku ingin keluar dari dunia
berteriak sekuat tenaga pada ibu
“aku lelah bu, lelah sekali”, keluhku.
“kau baru berdiri di garis start, bahkan belum berlari nak” katanya sambil tersenyum.
pelupuk mataku tak mampu menahan lagi air mata
ibu tak terbiasa memelukku
katanya.. supaya aku sekuat baja
kata mereka, baja tak ada apa-apanya dariku
aku rasa mereka keliru
kapas pun lebih kuat dari atmaku
ia rapuh, terlalu rapuh bahkan
atau itu.. hanya rasaku?
aku muak dengan topeng
aku muak dengan fana
tapi kadang aku juga perlu untuk bertahan
ya.. munafik memang
seandainya aku punya sayap
agar tak usah berlari lagi
aku ingin mengunjungi nevereverland
belajar memandang dunia lewat sebuah lensa suara
agar tak ada lagi tatap
bahkan topeng pun entah untuk apa
agar tak usah berlari
tapi beriring bersama
bergerak bersama dengan canda
dengannya
denganmu
dengan cinta
dengan rasa..
hanya itu.
honestly. i dont really understand about poem n friends.but im trying,to understand,like im trying 2 understan u..
😀
nice, membuat ku sdikit teringat ramahnya nyokap gw waktu kecil dan betapa dia mendukung gw…yah, yg akhir2 ini gw agak sedikit lupa, mungkin karena kesibukan baru gw…(eh isinya tentang itu bukan yah?) hahahahaha….anyway, but something is bothering me, dunno, i’m not that good in poem, but i just felt it, mungkin isinya yg agak terlalu melebar sehingga tidak fokus dengan hal sebelumnya…gak tau juga sih, cuma sayang aja buat gw, ketika sedang menikmati, merasakan romantisme gw sewaktu kecil jadi terganggu bahkan terpotong…hehehe…sotoy yak…yah sotoy atau nggak ini lah comment dari gw…trs berkarya lah ci….
mayo > thanks to try understand.. kadang sebuah puisi itu hanya butuh untuk dinikmati, tak perlu susah2 untuk diinterpretasi.. 🙂
benk> haha.. it’s not about me n my mother.. tokoh ibu disitu hanya sebagai tempat mengadu.. sebenarnya itu tentang persahabatan 🙂
anyway.. thanks 4 coming..
let’s play with d words!
mauuuuuuuuuuuuuuu
memeluk ibuuu,… dan menangis sekeras-kerasnyaaaaaaaaaaaa!!!
sekarang gw juga lagi arrrrrrghhhh… urrrrrrrrrrrghhhh…errrrrrrrrghhh…
hiks..hiks…
hanya bisa bersyukur karena masih bisa bertahan.
biasanya, kita kecewa karena sesuatu tidak sesuai dengan ekspektasi kita. dan berita buruknya, di dalam hidup kita sering menemukan sesuatu yang tidak sejalan dengan harapan kita. berita baiknya, kita bisa memilih. memilih untuk menerimanya atau memilih untuk menolaknya dan tetap menopang beban yang kita ciptakan sendiri.
🙂
Untung saja kau tak punya sayap
sama seperti kata pengganti “denganmu, dengannya”
sama berada dibawah untuk mengingatkanmu
kalo saja langkahmu telah terseok dan berbeda.
Cakrawala tak harus ditelisik dengan awan bukan,
ribuan langkahmu pun sudah cukup bisa menjangkaunya…
tunggu…jangan keluar dari dunia dulu.
tak ada yang lebih indah dari seperti yang disini
disana banyak topeng, lebih buruk.
tak melulu disini membosankan.
karena “denganmu,dengannya” pasti sangat indah
hmmm…