Perihal Ikhlas

Setelah mengalami banyak hal yang sempat “menguji” hidup di tahun ini, saya jadi sadar begitu banyak hal yang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan.

Setiap hari saya mencoba mengisi lembaran putih kehidupan dengan tinta hitam yang tak terlalu pekat namun juga tak terlalu buram.
Saya sadar, tidak semua tulisan bisa dinikmati orang, tidak semua tulisan bisa enak dibaca. Untuk membuatnya bisa dinikmati banyak orang, kadang saya harus merevisi setiap lembarnya, bahkan mengulangnya dari awal. Mengganti tinta, merobek kertas, sampai kadang harus merubah gaya dan bentuk tulisan. Tidak menjadi murni lagi memang, but that’s the only way to get a good writing.

Dalam proses menulis ini saya banyak belajar. Kita hidup dalam lingkungan sosial yang penuh dengan rupa egoisme. Kadang saya berpikir “ini toh gaya saya, ya terserah orang mau suka atau tidak”. Tapi saya sadar kalau kita itu saling terkait. Kita tidak bisa hidup tanpa orang-orang di sekitar kita. Orang-orang yang tanpa kita sadari telah menopang hidup kita.

“Kasat mata, tapi ketika kehilangan, kita baru akan bersyukur bahwa kita pernah memiliki mereka.”

Banyak hal yang terjadi selama setahun ini. Kegembiraan, kesedihan, kehilangan, kelahiran, kematian, kekecewaan, kemajuan, kesuksesan, dan kehancuran. Dari mulai saling berbagi sampai tikam menikam di belakang. Dari mulai menghargai arti kejujuran sampai tak lagi peduli dengan hitam atau putih. Dari mulai merasakan sukses sampai harus jatuh bangun karena uang. Dari mulai tersenyum karena kelahiran baru sampai harus bergelut dalam duka karena sebuah kematian dan kehilangan besar. Sampai dari mulai berbunga-bunga hingga harus hancur berkeping-keping karena cinta.

Bukan hal mudah untuk merasakan transisi dari pelangi ke hitam putih. Mata kita terbiasa dengan banyak warna lalu harus dihadapkan pada hitam dan putih, kadang abu-abu. Telinga kita biasa dihadapkan dengan senandung lagu merdu lalu harus dihadapkan pada tangisan dan keluhan, kadang jeritan meronta. Mulut kita terbiasa dengan makanan enak lalu harus dihadapkan pada piring kosong, kadang juga beserta gelas kosongnya.

Perubahan, apapun itu bentuknya, mungkin bisa cepat kita terima bila isinya menyenangkan. Tapi bagaimana jika kita harus mengorbankan sesuatu demi perubahan yang tidak kita inginkan? Kehilangan besar, kesedihan mendalam, bahkan ada yang sampai frustasi, atau gila mungkin?

Saya yakin tidak semua orang itu kuat, bisa melihat semua hal dari segi positif. Menyelesaikan masalah, membenahi diri sejenak, lalu kembali menghadapi realita. Kalau semua orang bisa begitu, wah.. dunia hebat sekali punya orang-orang yang sangat besar hatinya dan lapang seluas lapangan bola.

Ikhlas. Sangat klise. Semua orang bisa bilang begitu ketika memberi saran. Tapi apa menjadi mudah ketika kita yang harus menjalaninya? Apa menjadi mudah ketika kita yang merasakannya? Merasakan hal yang membuat tenggorokan tercekat, merasakan hal yang membuat kita jatuh terpuruk, atau bahkan hal yang sempat menghentikan segala rutinitas kita. Berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan mungkin ada yang bertahun-tahun baru bisa menyelesaikan, melupakan, dan memulai lagi untuk menerima keadaan.

Saya bukan menulis untuk memberikan solusi. Hanya sekedar menyadarkan kembali saja bahwa rasa sakit itu memang ada. Nyata dan kita rasakan. Ya..begitulah dinamika rasa dalam hidup. Selalu penuh kejutan baru tanpa pernah kita tau akhirnya akan seperti apa.

Kalau saya lebih memilih untuk menghadapinya. Ya itu tadi, belajar untuk ikhlas. Mungkin saja enegi-energi positif bisa kembali merasuki jiwa dan kualitas hidup kita menjadi selangkah lebih maju. Ya susah. Siapa bilang mudah? Tapi kalau tidak mencoba, kita tak akan pernah tau bukan? Sekarang, hari ini, atau besok mungkin ada sesuatu yang baik yang memang dipersiapkan untuk kita.

Yah sekali lagi memang klise, tapi ini sudah saya jalani selama setahun kemarin (blm termasuk tahun-tahun sebelumnya ya). Makanya saya bisa bilang begitu 😉

I believe God always has his best plan for us. Sometimes all we need is sincerity, not surrender.

*membuka ruang jiwa yang lebih luas dan lapang memang bukan PR yang mudah, saya pun masih tergopoh-gopoh melakukannya..

Bagaimana dengan anda?

8 thoughts on “Perihal Ikhlas

  1. berandalan advert

    bagaimana dengan saya? setelah membaca tulisan ini saya jadi sadar bahwa semua orang di dunia ini pasti mencari kebahagiaan… dan dari banyak cerita ttg kebahagiaan yg pernah saya baca, seperti chicken soup series dll..seingat saya kebahagiaan itu selalu hadir pada mereka yg ikhlas… seperti juga blog ttg kesederhanaan yang baru lu tulis itu. menerima kesederhanaan adalah bentuk ikhlas juga tuh huhu… lagi pula ikhlas itu datang dari dalam bukan dari luar bukan kekeke rsa pernerimaan utk mencintai dengan sederhana pasti bisa memicu lo untuk pergi dengan penuh kesederhanaan namun dengan hati yang lebih kaya:)

    hehhe hanya meracau lalu kolaps saja saya ini hehe

    Reply
  2. Laurentz Raga

    how bout me..???

    notes yang bisa menginspirasi banyak orang, gag subjektif, dan gampang dimengerti… tapi pertanyaan yang penulis ajukan menjadi sebuah tanggapan yang subjektif bagi para commentator mania…halagh…

    ikhlas is rasa penolakan yang kuat dari dalam diri… ya, penolakan.. kenapa penolakan, menurut gw semua hal yang kadang gag sesuai sama logika, realita, dan kalo populernya di jaman sekarang sering disebut kata hati harus lo lawan dan lo harus menerimanya dengan lapang dada, bijaksana, dan apalah itu…bener gag sih??? menurut gw bener…. gilaa.. ikhlas tuh butuh proses yang lama dan susah banget… proses hidup yang paling gw berat gw jalanin dan sikapin sampe detik ini adalah lo harus ikhlas…

    ikhlas banyak banget faktor atau variabel yang menentukan ini sikap…
    kepribadian, gender, malah suku, dan agama juga bisa jadi faktor dalam bersikap ikhlas..

    so…

    where the real ikhlas..???

    gw juga pengen minta pendapat temen2 semua buat masalah yang pernah gw alamin, atau maungkin temen2 juga sedang atau pernah juga mengalami… gw kasih judul nih ci…. uuumm apa ya… judulnya

    SEVEN WONDERS…(jiaaelaahh keren bet yak judulnya)

    lately gue ngerasa hopeless bgt dan mungkin ngerasa mungkin gue ndak punya capabilitas untuk menyelesaikan skripsi gue…sampai saat ini juga gue ngerasa i dont have any lust to working on it…

    but, there is a stories that i listened through radio…

    di suatu pelajaran IPS di sebuah SD..sang guru bertanya…ada yag tau apa saja 7 keajaiban dunia??
    hampir semua anak di kelas itu menjawab dengan benar, 7 keajaiban dunia itu adalah borobudur, taj mahal, tembok besar cina, dan lain”…. sang guru pun kewalahan dan akhirnya berkata.. tulis di selembar kertas 7 keajaiban dunia tersebut..

    setelah beberapa lama murid2nya mengumpulkan semuan jawaban tapi ada satu anak yang masih bingung menjawab pertanyaan tersebut…

    anak itu berkata…7 keajaiban dunia ya pak?? saya bingung pak…
    sang guru pun bertanya.. kenapa kmu bingung? memangnya jawaban kmu itu apa saja??

    sang anak pun berkata, dan saat itu pula kelas itu pun diam..

    menurut saya 7 keajaiban dunia adalah..

    1.bisa menyentuh
    2.bisa berbicara
    3.bisa merasakan sentuhan
    4.bisa mencium
    5.bisa merasakan makanan yang dibuat oleh ibu saya
    6.bisa mendengarkan semua nasehat” dari orang tua saya
    7.bisa melihat semua keindahan yang ada di dunia ini
    8.bisa bernapas
    9.bisa berpikir
    10.bisa berjalan
    11.bisa memegang sesuatu
    12.bisa dilahirkan ke dunia ini

    masih banyak lagi pak..saya jadi bingung..anak itu pun kembali berpikir untuk menyelesaikan tugasnya itu..

    i have so many thought about this life, this life is unfair..but on the other hand.. there are so many little things that i forget..THE BASIC…

    refers to my condition..maybe to restart and refresh my though can be a good choice..

    dont’ u?????

    Reply
  3. lucianancy Post author

    nice comment, nice story..
    thanks a lot my brother.
    i think that sincerity is d’ first and hard way to realize that we all start from d basic and will return to d basic. we always forget to be grafeful to God about it.. don’t we?
    😉

    Reply
  4. avo

    been there,on progress, still there, not done till it’s done, ain’t over till it’s over…
    chapter yang paling berat adalah

    “when you have to embrace, feel, and be THANKFUL for the PAIN”…

    i really would like to say, “that is so Fucki’n impossible”…tapi pada kenyataannya, selalu ada aja bukti orang2 yang bisa melewati tahap itu dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik & mendapatkan ‘ganti’ (dalam SEMUA hal) yang lebih baik pula…i called them ‘the fortunate ones’…orang-orang yang terberkati…

    Me…well, honostly, gue gak tau gue masuk golongan itu apa gak…gue sih punya 7 atau lebih keajaiban dunia…tapi gue masih harus bisa bikin 1 lagi, gak lebih gak kurang, buat bisa ngelewatin ‘tahap’ diatas…dan kadang dengan fitrah gue sebagai manusia, gue juga bisa kelelahan dan terkadang kehabisan ‘bahan bakar’, bahkan untuk me-recharge diri sendiri, demi mendapatkan satu hal itu…

    “I believe Gos always has his best plan for us. Sometimes all we need is sincerity, not surrender.”

    Hmm…gue ikhlas kok kalo bisa dapet F-buddy aja…sincere abis, no regret, i repeat, NO regret…hehe… xp
    If i may ask, i prefer Him to had ‘the right plan’ for us, not the best…i’m just think that the best one is just for Him only…it’s his prerogative…

    Cin, i dont know is it over yet or not…a scorpio cannot guess, it just had the ability to defend & strike…and the thing called “perseverance”…let’s just see where the perseverance leads me…
    accept the pain, manage it, and then…tebak2 buah manggis aja ok,cin… x)

    Reply
  5. lucianancy Post author

    my dear..

    Maybe you prefer Him to had the right plan, but believe that He always has his best plan for us in his version, not in our version..
    sometimes what we think best for us, actually not best overall.. Dia yang paling tau dan tentunya itu menjadi rahasia yang paling indah.

    Seperti yg udah gue tulis di atas “Ya susah. Siapa bilang mudah? Tapi kalau tidak mencoba, kita tak akan pernah tau bukan? Sekarang, hari ini, atau besok mungkin ada sesuatu yang lebih baik.”

    I believe that something happens for a reason. Hidup itu kan sebab akibat.
    Prepare what u have now for the future. Don’t waste ur time!

    Memang menyelesaikan, melupakan, memaafkan, dan men-charge diri kita kembali bukan hal yang mudah, gue pun blm bisa melakukannya, still in progress..
    Tapi yang menjadi point pentingnya adalah “gue sangat menikmati proses ini”.
    “Hidup itu udah susah toh, jangan dibuat susah lagi” 😉
    Just enjoy d’ pain dear n u’ll find d’ happiness there..

    Yah kemarin2 gue juga sempet nangis dan selalu berusaha untuk melupakan, tapi gue sadar itu hanya membuat gue susah, mau ngapa2in juga susah..
    When i make my self easier than before, He opens the way for me.
    Memang masih suka kesandung , tapi gue jadi banyak belajar.

    Mungkin saja kalau kamu tidak merasakan hal ini, kamu tidak akan mendapat hal yang paling indah bukan? (yang tentunya tak akan pernah kamu tau sampai tiba waktunya)
    Ya memang sudah dipersiapkan jalannya seperti ini.

    Gue ikhlas, tapi bukan berati gue nyerah, gue tetap berusaha sampai batas maksimal, tapi kalo emang itu bukan jalannya ya udah.
    Sampai kapanpun juga ga bakal dpt titik temunya. Intinya tetep jangan nyerah aja. Udah disipain kok porsinya masing-masing sama yang diatas 😉

    By the way, it’s not part of advice or solution ya vo..just sharing what i’ve learned..
    Jadi nggak karu-karuan ya? hehe..saya juga kok. Tapi belajar bareng untuk menikmatinya yuk..

    *mempersiapkan ruang jiwa yang lebih besar memang bukan PR yang mudah.
    but i believe someday we’ll celebrate this moment cos we can past it..

    Reply
  6. bjobotnik

    wah… komennya panjang2 amit yah… komen apa blog?
    hehe yaudah kalo gitu saya komen singkat aja deh…
    belajarlah untuk ikhlas dan tulus selama kita masih bisa belajar demikian.
    Saya belajar untuk ikhlas, sabar, dan tulus dengan cara; memberi pengampunan kepada masa lalu saya, menjalani saja hari-hari saya, dan mempercayakan kepada Tuhan; masa depan saya.
    Nancy, segala sesuatu indah pada waktunya!

    Reply

Leave a Comment

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s