Hari ke-2 (Selasa 2, Oktober 2013): Sawarna – Yogyakarta.
Did i mention before that Terios 7 Wonders – Hidden Paradise is my first long road trip? Dua hari pertama duduk di mobil selama lebih dari sepuluh bikin saya pengen nangis dan sempet bikin saya pengen pulang. Tubuh saya belum bisa beradaptasi. Beberapa kali saya merasakan eneg yang luar biasa dan akhirnya jackpot satu kali dalam lima belas jam perjalanan menuju Jogja. *kesiksa banget buat yang orang yang jarang muntah*
Jam sudah menunjukan pukul satu dini hari ketika kami melangkahkan kaki di Hotel Amaris, Yogyakarta. Perjalanan sepanjang 840 km lebih ini (start dari Sentul) selama dua hari ini membunuh raga dan mental saya. Saya langsung pingsan di kamar hotel. Sempat terbersit di otak saya “apa beli tiket pulang ke Jakarta dari Jogja besok ya?”. *udah gila lo, baru juga hari ke-2*

Pemandangan Pantai Karang Hawu, Jalan Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Obat penghibur di kala mabok darat mulai melanda.
Heii, tapi semuanya sirna di hari ke-3! Pikiran untuk pulang dan menyudahi road trip panjang ini pun lenyap. Haha, payah juga ya dua hari kemarin kalau dipikir-pikir. Pengalaman dua hari yang penuh perjuangan itu akhirnya menyadarkan saya akan beberapa hal tentang pentingnya persiapan menghadapi road trip panjang. What you prepare and pack really help you survive on the road. Cocok buat yang baru mulai road trip nih. Buat para suhu yang udah biasa road trip, monggo ditambahkeun ya kalo ada yang kurang. 😉
1. Cek kondisi mobil dan kelengkapan surat.
Pastikan semua bagian di dalam dan di luar mobil dalam keadaan sehat. Cek mesin, cek cairan (oli, air wiper, radiator, dll), cek rem, cek tekanan angin pada ban, cek sistem elektrikal pada ban, dan lain-lain. Seperti yang juga sudah saya tulis di sini, pastikan si mobil sudah masuk masa inreyen (masa adaptasi/pemanasan mobil agar semua komponen saling terhubung dan bisa perform dengan baik) 100-200km sebelum dibawa road trip jauh dalam waktu lebih dari seminggu. Kenapa inyeren penting? Supaya BBM nggak boros dan mobilnya nggak cepet ngambek. *makasih Om Toni dari Auto Bild untuk infonya!*
Selain itu yang nggak kalah penting, SIM dan STNK jangan sampe ketinggalan ya! Sering banget ada pengecekan di pelabuhan-pelabuhan. Oiya, kalau kamu kerja di media, boleh tuh digantungin kartu persnya di depan mobil, mempercepat proses pemeriksaan banget! Haha thank God kita satu mobil sama jurnalis Metro TV. 😀
2. (Disarankan) Bawa koper ukuran medium/large + 1 tas kecil.
Sebagai pejalan yang lebih suka memakai backpack, koper itu ngerepotin karena saya banyak bergerak, naik tangga, dan pindah-pindah transportasi. Tapi karena perjalanan dua minggu ini menggunakan mobil, koper besar adalah pilihan yang sangat cerdas. Sebenernya koper kecil muat sih untuk kebutuhan selama empat belas hari, but you’ll never know what you’ll buy during the trip. Apalagi buat kamu yang suka beli oleh-oleh, sisa space di koper bakal kepake banget dan kamu jadi nggak harus repot nenteng tas-tas kecil.
Siapin juga tas ransel atau tas selempang kecil buat bawa keperluan pribadi yang bakal dipakai selama perjalanan. Kalau di itinerary road trip kamu bakal ada trekking, say no to tas selempang! Prefer bawa tas ransel atau tas pinggang aja, tas selempang cuma bakal ngerepotin waktu kamu trekking di daerah perbukitan.
3. Bawa Kotak P3K. Wajib!
Kotak penting ini seringkali luput dari tas saya. Kadang saya hanya membawa obat-obatan pribadi dan vitamin seadanya. Thank God, mobil Terios nomor 7 punya pengemudi sekaligus jurnalis otomotif yang sering offroad dan selalu membawa kotak obat. We love you Rizky!
Jenis obat-obatan yang wajib tersedia: obat sakit kepala, obat flu, obat cair herbal untuk masuk angin dan penjaga daya tahan tubuh *oh you’ll need lots of you-know-what-i-mean*, obat maag, minyak angin, minyak kayuputih, balsem, jel untuk kaki pegal atau keseleo, obat luka luar dan perban, obat panas dalam, obat susah buang air besar, dan terutama VITAMIN C! Emang bakalan nggak kepake semua sendiri sih, tapi pasti ada aja teman yang butuh, terutama kalau kamu sedang road trip di daerah yang tidak ada convenience store-nya.
4. Siapkan alat komunikasi, GPS, dan inverter.
Handie talkie (HT), GPS mobil, smartphone, dan inverter tidak boleh luput saat road trip. HT memastikan komunikasi antar mobil menjadi efisien, GPS mobil (dan kalau perlu bawa peta) memastikan kita berada di jalur yang benar, smartphone berfungsi sebagai double checker ketika GPS mobil membuat kita ragu-ragu, dan inverter tentunya berfungsi untuk nge-charge handphone-handphone kita.
Oiya, i glad that four of us in Terios number 7 have a different type of phone, waktu sempet nyasar dan GPS mobil nggak bisa diandelin, saya dan Mumun langsung ngecek GPS masing-masing dan saling membandingkan hasilnya.
5. Siapkan stamina, tidur minimal 7-8 jam sebelum berangkat.
“Tapi tidur itu kan yang penting kan kualitas”, awalnya saya juga berpikir begitu, tidur itu masalah kualitas, nggak penting berapa jamnya. Tapi badan kita nggak bisa bohong. Mungkin rasanya nggak ngantuk, tapi rasanya badan dua kali lipat lebih lelah kalau tidur benernya (baca: tidur di atas kasur) cuma sebentar. Apalagi kalau kamu termasuk orang yang suka bergerak (dan olah raga) lalu diharuskan untuk duduk berjam-jam di dalam mobil, road trip itu menyiksa punggung, jenderal! So, don’t forget to do some stretching/simple yoga position! 🙂
6. Tentukan mobil leader & sweeper. Beri nomor di depan dan belakangnya.
Ketika road trip hanya dengan dua atau tiga mobil, ucapan yang sering saya dengar dari teman-teman yang menyetir adalah: “Lo duluan deh, gue gantian di belakang.” Berbeda dengan pengalaman saya dalam perjalanan dengan tim Terios 7 Wonders ini, mobil leader dan sweeper tidak bisa diganti-ganti. Mobil Om Toni (team leader) selalu menjadi mobil yang paling depan karena dia satu-satunya orang yang pernah survey sebelumnya dan mobil kami menjadi mobil yang paling belakang karena pengemudinya adalah mantan pembalap. Apa hubungannya? Mungkin karena “kalo mobil lain yang ditaro paling belakang, susah ngejarnya. ” Haha..
Well, pastikan mobil yang menjadi leader itu paham dengan jalur yang akan ditempuh, selalu mengabarkan via HT jika ada lampu merah, jalan rusak, atau mobil yang datang dari arah berlawanan ketika berada di tikungan ekstrim, harus cerewet dan bisa ngelawak (we’re lucky we have Om Toni & Bang Iman!) supaya bisa nyemangatin penumpang di mobil lainnya, dan tentunya sigap dalam melihat tempat-tempat pemberhentian, seperti: pom bensin (untuk isi bensin dan buang air kecil), convenience store (buat beli cemilan), dan yang paling penting: rumah makan! Haha.. Urusan perut nomor satu euy.
Kalau untuk mobil sweeper, pastikan pengemudinya bisa mengejar dengan cepat terutama ketika tertinggal di lampu merah, sabar menunggu mobil-mobil di depannya ketika berada di tanjakan, rajin mengabarkan kalau ada kendaraan yang menyalip dari belakang, dan tentunya juga harus cerewet karena sweeper berperan sebagai mata untuk mobil-mobil di depannya.
Oiya, jangan lupa kasih dikasih identitas nomor ya (misalnya T1 sampai T7) di depan dan belakang mobil. Apalagi kalau konvoi, kepanjangan dan ribet euy kalo harus nyebutin plat nomor pas komunikasi lewat HT. Dan yang nggak kalah penting: jaga jarak sejauh mata memandang, jangan sampai kamu kehilangan 1 mobil di depanmu.
7. Tinggalin semua masalah di rumah/kantor. Smile!
I know it’s cliche but it will affect your whole trip if you don’t do it. Saya yakin kalau semua peserta punya “baggage”nya masing-masing ketika pergi road trip ini. People’s expressions never lie. But i was happy they were try to hide it and living in the moment. Senyum dan kebahagiaan itu katanya menular, begitu juga dengan kesedihan. Ayo tinggalin “baggage” kamu sebelum mulai road trip karena nggak ada yang lebih menyenangkan dari teman seperjalanan yang menyenangkan, bukan?

Bambang, Mumun, dan Rizky, my new family in Terios no. 7. Their spririt and happiness were contagious!
——————————————————————————————————————————————
Nah, 7 hal di atas di atas adalah tips-tips basic yang kadang suka kita lupain, semoga membantu kamu inget ya. Kalau mau baca tips-tips lainnya sehubungan dengan road trip, kamu bisa baca di tulisan teman-teman blogger lain yang juga ikut perjalanan Terios 7 Wonders:
– 7 Aturan Road Trip (oleh Harris Maulana)
– 7 Tips Berkendara Aman dalam Konvoi (oleh Puput Aryanto)
– Cara Survive dari Road Trip Panjang (oleh Wira Nurmansyah)
Hati-hati di jalan teman-teman! 😉
satu tips lagi…. jangan terlibat cinta segitiga dalam perjalanan.. ( eh salah ya 😀 )
BISA JADIII MASSS. Hahahaha.. nggak sabar buat ngebom komen di postinganmu. Tunggu pembalasanku! :p
Boleh cinlok, tapi waktu pulang statusnya harus sudah jadi mantan 😀
ini mentang-mentang udah pada selesai nulis yah :’)
satu lagi yang lupa…kopiiiiiiiiiiiiiiii untuk driver hehehehe
Oiya setujuuu! Ditambah cemilan juga biar ada kerjaan dikit ngunyah-ngunyah. Haha..
Seru juga bacanya yah, apalagi mungkin diperjalanannya pasti seru bgt.
but, untuk siapapun itu, entah dia bekas pembalap atau bukan, tolong dibedain mana di surkuit mana di jalanan raya.
karena menurut saya kalo di jalan raya lebih menantang dibanding sirkuit, krn saya juga pernah berkandara di sirkuit.
so intinya kalo di sirkuit ngga ada motor yang tiba2 nyebrang, anak kecil yg tiba tiba nongol dari gang, dan motor yang jalan pelan di jalur kanan.
hahahahaha……..
harusnya dari pihak penyelanggara atau panitia membuat piagam atau sertifikat untuk semua yang ikut, jadi punya kenang2an tersendiri (cuma saran loh)
WAHHH, masnya pembalap juga ya?
Iya mba, dulu sempet di sirkuit sentul mba balapan makan kerupuk.
Akur masalah gps. Jadi inget pengalaman nyasar kita di tengah malam, hujan, dan aroma mistis yg pekat! Ewww, ga mau diulang.
Sama kalo convoy, setuju kalo jarak setiap mobil masih sejauh mata memandang. Ga enak rasanya kl tiba2 mobil seperjalanan mendadak hilang! Ribet koordinasi meeting point-nya lagi.
Tp lo sepertinya beruntung ya ceu, supir2nya jago dan sepertinya mobilnya nyaman :D.
Supir-supir resminya emang biasa offroad ceu, sisanya juga anak jurnalis yang biasa nyobain mobil. yes, we’re lucky! Tapi gw tetep penasaran disetirin lo nih..
jangan lupa kantong kresek atau kantong apapun, Mbak. buat jaga – jaga aja siapa tau harus jack pot mendadak pas mabuk di perjalanan. 😀
Ah iya, betul banget Put! Selain buat jaga2 jackpot, buat ngumpulin sampah selama di mobil juga. 😉
penasaran, 1 mobil isinya berapa orang tuh?
isinya paling dikit 3, [aling banyak 4, supaya 1 mobil isinya nyaman 😉
Tambahan Tips: Cari pasangan buat nemenin di jalan.. #eh :p
eitss, udah ada kalo itu :p
Nyumbang tips: kalo road trip, jangan minum soda. Bikin mual.
Yang hamil muda, jangan makan nanas. (oh ini beda konteks ya…)
Oke.
eh seriusan num bikin mual? gw taunya malah soda justru menetralkan kalo lagi eneg, soalnya kemarin juga sempet minum pas mau muntah.
tips ini bisa diterapin buat rombongan motor gede yang sering melintas di Jakarta saat weekend? Kalo emang bisa, kayaknya poin 7 bisa berubah jadi: tinggalkan semua masalah di kantor/rumah, bikin masalah baru di jalanan. 🙂
hahahhaa, jangan dong Nan! nanti kalo masalahnya makin banyak, pulang-pulang makin galau lho :p
ngomongin road trip, selain road trip ke bali. gue juga pernah road trip pulang kampung ke siantar, sumut. dan itu lebih menyenangkan drpd road trip ke bali karna lebih menegangkan track sumatra dan paling tak terlupakan mandi di kali yang airnya bersih banget hehe
jg lupa bw cemilan favorit ^^
sejak driver kita suka banget beli jajanan, penumpangnya jadi ogah ngemil semua mbak, bosen kali ya.. xD
Gw genapin ya kak.. Setelah perjalanan usai tetap jaga komunikasi/silahturahmi dgn semua teman seperjalanan. Kali aja bs jd teman sehidup #loh :p
HAHAHAHAAA BISA JADIII BISAA JADII :p
Plg penting: antimo!! karena gw ga bisa tidur dalam benda bergerak ( mobil, pswt, kereta), jadi kudu minum antimo dulu biar lelap selama perjalanan :)))
Jadi pengen road trip, tapi bagian duduk manis aja. thx info nya..
roadtrip nagih euy kak..
Hello Lucy, ini pertanyaan saya ya. Thank you 😀
1. Bagaimana perasaanmu ketika mengetahui akan mengikuti road trip ini?
2. Apakah punya kekhawatiran tertentu karena peserta perempuan hanya dua orang, selebihnya laki-laki?
3. Apakah selama perjalanan nempel terus dengan sesama peserta perempuan?
4. Persiapan khusus apa yang dilakukan untuk mengikuti road trip tersebut?
5. Selama perjalanan, ada enggak kebutuhan perempuan yang terlewat dipersiapkan?
6. Secara fisik, perempuan nyusahin enggak sih untuk road trip seperti itu?
7. Bisa nyetir?
8. Di jalan mulus, apa yang dirasakan ketika Terios berada dalam kecepatan tinggi?
9. Di jalan terjal, bagaimana kenyamanan Terios? Deg-degan nggak, misalnya takut mobil tergelincir?
10. Penampilan Terios kan gagah, keren nggak kalau perempuan yang nyetir?
11. Yang paling keren dari Terios ini apa dibandingkan dengan mobil lain? Apakah sesuai dengan kebutuhan perempuan?
12. Daerah mana yang medannya paling berbahaya sampai takut nafas?
13. Dari surga-surga yang tersembunyi itu, mana yang membuatmu sangat terharu? Karena apanya?
14. Dari surga-surga yang tersembunyi itu, mana yang membuatmu seneng bukan main kayak anak kecil?
15. Dari surga-surga yang tersembunyi itu, mana yang membuatmu berkata, “Aku harus balik lagi kesini.”?
Halo juga Mbak Lusi, wah nama kita mirip nih..
Aku coba jawab ya..
1. Seneng banget mbak, soal perasaan saya, lebih lengkapnya bisa dibaca di sini > https://lucianancy.com/2013/10/11/terios7wonders-diajak-road-trip-2-minggu/
2. Sempet ada kekhawatiran sedikit karena takut nggak nyambung obrolannya karena mereka jurnalis otomotif semua, tapi ternyata asik-asik aja dan malah nggak ribet karena perempuannya cuma berdua. 🙂
3. Hampir di setiap kegiatan kami selalu bareng, soalnya 1 kamar dan 1 mobil juga..
4. Nggak ada persiapan khusus apa-apa, packing aja last minute mbak.. Haha..
5. Hmm.. Ndak ada tuh mbak. Malahan ada yang saya bawa tapi nyatanya malah nggak kepake: hairdryer. Soalnya di hotel udah disediain dan rambut saya kebetulan baru dipotong pendek, jadi nggak kepake-kepake banget..
6. Kalau dalam jumlah banyak, jelas nyusahin mbak. Dua hari pertama itu waktunya adaptasi untuk saya dan saya jackpot di jalan, otomatis semua mobil ikut berhenti karena kita konvoi. Untung cuma 2 hari pertama dan cuma saya yang jackpot. Kalau ada banyak perempuan yang belum biasa roadtrip dan butuh waktu adaptasi lama, bisa-bisa perjalanan jadi lebih lama. Satu hal lagi yang bikin lama kalau peserta perempuannya banyak: pas buang air kecil dan mandi. Oh, pas bagian trekking di Taman Nasional Komodo juga, kalau pesertanya banyak perempuan dan nggak biasa trekking, parti melambatkan seluruh tim..
7. Saya nggak bisa tapi partner saya Mumun bisa, dia sempet nyetir sedikit di Jogja dan Desa Ranupani. Kebetulan juga yang jadi pengemudi di mobil kami itu jurnalis TV yang pegang acara otomotif, jadi dia nggak mau digantiin nyetirnya, mau bikin rekor nyetir Jawa-Sumbawa katanya..
8. Nggak kerasa apa-apa mbak. Apalagi waktu di Sumbawa yang aspalnya mulus banget sepanjang pulau, berasa terbang. Kalo udah malem, saya pules banget tidurnya. Hehe..
9. Deg-degan banget, apalagi pas di perjalanan menuju Sawarna dan di Merapi. Terios sebenarnya tidak diperuntukkan untuk jalanan terjal atau ekstrim, namun Terios dapat melalui medan-medan seperti itu jika pengemudinya handal dan sudah berpengalaman. Cerita lengkapnya bisa dibaca di cerita Sawarna dan di cerita Merapi.
10. Karena saya suka mobil yang sporty, menurut saya keren banget, Mbak. Apalagi yang warna putih, gagah sekaligus cantik.
11. Sesuai dengan yang saya ceritakan di postingan-postingan saya, kebetulan saya jarang naik mobil dan jarang roadtrip, untuk pertanyaan ini mungkin lebih bisa ditanyakan ke peserta perempuan satunya lagi. 🙂
12. Di Merapi mbak, deg-degan karena medannya berbatu dan pasir. Takut bannya selip. Apalagi kanan kiri banyak jurang pasirnya. Detailnya ada di link yang saya kasih di atas.
13. Sumbawa, karena semua hal di dalamnya. Saya terharu karena baru pertama kali ke sana, aspalnya mulus, pemandangannya indah, bisa ketemu kuda-kuda di area terbuka, dan saat itu langit sedang bagus-bagusnya. Nggak pernah hujan selama kita pergi 2 minggu.
14. Pantai Selong Belanak di Lombok. Saya seneng banget ketemu pantai yang pasirnya halus, saya jadi bisa lari di atas pasir basahnya. Mumun juga seneng banget saat itu, akhirnya ia ketemu pantai dan bisa berenang bebas! Detailnya bisa dibaca di sini.
15. Pastinya Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo. Kemarin itu kedua kalinya saya pergi ke sana dan saya selalu ingin kembali ke sana. Saya selalu jatuh cinta dengan masyarakat Flores dan Labuan Bajo merupakan tempat yang pas untuk bersantai dan merasakan keramahan orang Flores. Di Taman Nasional Komodo juga baru sempat diving sekali, masih banyak titik-titik yang belum saya kunjungi.. Ah, NTT selalu membuat saya ingin kembali, Mbak..
Good luck ya buat lombanya! 😉
Pingback: Menyapa Sumbawa untuk Pertama Kalinya | lucianancy.com
Makasih banget ya Lucy. Iya, namanya kita sama cuma beda generasi hehehee…. Ntar aku kasih linknya kalau sudah di publish. Informasi dan tips yang sangat berharga.