Terios 7 Wonders: Museum Sisa Hartaku, Saksi Erupsi Merapi

Hari ke-3 (Rabu, 3 Oktober 2013): Yogyakarta – Desa Kinahrejo, Cangkringan.

Setelah selesai bertualang di medan pasir, saya dan teman-teman tim Terios 7 Wonders mengunjungi Museum Sisa Hartaku, letaknya di Desa Kepuharjo, sekitar 5 menit perjalanan dengan mobil dari Desa Kinahrejo. Museum ini dulunya adalah rumah Pak Riyanto dan keluarga.

Ketika memasuki halaman depan, saya langsung disambut dengan rangka besi motor Suzuki yang sudah berkarat dan tulang belulang sapi. Menurut Mas Widodo, adik Pak Riyanto yang ditugaskan menjaga museum dan menjadi guide kami saat itu, sapi yang rangkanya dipajang di depan rumah mempunyai arti penting. Dari sapi itulah Pak Riyanto bisa membangun rumah dan menghidupi keluarganya.

Sisa harta karun keluarga Pak Riyanto yang kini menjadi isi Museum Sisa Hartaku.

Harta karun keluarga Pak Riyanto yang sudah menyatu dengan debu merapi dan menjadi isi Museum Sisa Hartaku.

Keluarga Pak Riyanto dan Mas Widodo termasuk warga yang tertib. Mereka sudah berada dalam barak pengungsian ketika Merapi sedang meluapkan amarahnya tanggal 5 November 2010. Sekembalinya dari pengungsian, Pak Riyanto bukannya membuang atau menjual hartanya yang sudah meleleh, ia malah justru menyuruh Mas Widodo untuk mengumpulkannya. “Yah, daripada stres mikirin yang udah abis semua.” begitu menurut beliau.

“Pernah ada yang mau beli, tapi nggak dikasih sama Mas Riyanto. Kalau satu beli, yang lain mau ikut beli, nanti barangnya lama-lama habis.” Mas Widodo menjelaskan bahwa peminat biasanya membeli untuk koleksi pribadi. Sejauh ini tidak pernah ada nominal yang tercetus karena belum ada proses transaksi, keburu ditolak sama kakaknya.

Mas Widodo, adik Pak Riyanto yang bertugas menjaga Museum Sisa Hartaku.

Mas Widodo, adik Pak Riyanto yang bertugas menjaga Museum Sisa Hartaku.

Ruang tempat menyimpan  peninggalan harta karun orang tua Riyanto; alat musik dan senjata tradisional.

Ruang tempat menyimpan peninggalan harta karun orang tua Riyanto; alat musik dan senjata tradisional.

IMG_2764

Museum ini tidak memungut biaya, pengunjung yang datang bisa memberi uang seikhlasnya di kotak sumbangan. Seneng deh melihat masih ada yang peduli untuk mendirikan museum walau sebenarnya keluarga Mas Riyanto bisa mendapatkan uang dari barang-barang rongsokannya.

Meskipun singkat karena harus segera bergabung dengan tim, kunjungan ke desa ini membawa saya bernostalgia ke tiga tahun lalu. Saya dan beberapa teman lain pernah menjadi saksi mati erupsi Merapi. Kami membantu aparat-aparat lokal untuk mengungsikan warga dan mendistribusikan bantuan berupa pakaian dan makanan. Karena saya pernah mengalami susahnya membujuk warga untuk mengungsi, lega rasanya waktu tau kalau Pak Riyanto dan keluarga bukan termasuk orang yang susah untuk diajak pindah ke barang pengungsian. Kalau mereka tidak mengungsi ke barak pengungsian tiga tahun lalu, mungkin museum ini tidak pernah ada.

Merapi area, before and after the eruption.

Merapi area, before and after the eruption.

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika mengunjungi Desa Kinahrejo dan sekitarnya:

– Jangan mencoba naik motor atau mobil biasa jika tidak terbiasa menyetir di jalur offroad. Kalau kata warga setempat “Daripada kepater, mendingan sewa jeep aja.”

– Pakai masker hidung ketika berkeliling naik mobil jeep di jalur lava tour, kalau perlu pakai kacamata masker jika mata kamu sensitif. Kalau kulit kamu sensitif, pakai baju dan celana lengan panjang.

– Pakai lotion atau sunblock dari tempat keberangkatan dan pastikan sudah kering (meresap di kulit) ketika lava tour. Karena kalau belum, debu pasir akan mudah menempel di wajah dan di kulit.

– Pastikan kamera dilengkapi strap ketika mengambil foto di atas jeep yang sedang berjalan. Tujuannya untuk meminimalisir kemungkinan kamera lepas dari tangan karena guncangan.

– Jangan berdiri terlalu dekat dengan jurang ketika ingin melihat mobil pengeruk pasir karena pasirnya bisa ambles ke bawah kapan saja.

– The most important thing: karena akan sulit menemukan tempat sampah, bawa kantong plastik atau kantongin sampah sendiri dan jangan membuang sampah sembarangan di area pasir. *sedih liat plastik warna-warni bertebaran di area pasir ketika lava tour 😦

Travel responsibly ya! 😉

7 thoughts on “Terios 7 Wonders: Museum Sisa Hartaku, Saksi Erupsi Merapi

  1. Innes

    sedih tapi amaze juga liat museum ini. tetap semangat buat semua warga Jogja yang jadi korban erupsi Merapi. life must go on! fighting!

    Reply

Leave a Comment