Sejak ada teknologi internet, harus diakui kalau hidup saya menjadi lebih baik. Mulai dari menyelesaikan Tugas Akhir di kampus, melihat Indonesia dengan gratis, belajar banyak hal tentang dunia, sampai akhirnya internet menjadi sumber penghasilan saya. Yang lebih menakjubkannya lagi, saya ternyata bisa berbuat sesuatu dengan internet bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi untuk orang-orang di sekitar saya yang membutuhkan.
Akhir Oktober 2010 lalu, saya dan beberapa teman tergerak untuk membantu korban bencana alam di Merapi. Sebelum berangkat, lokasi kami berjauhan, ada yang di Kalimantan, Maluku, dan saya sendiri di Bekasi. Lagi-lagi teknologi yang membantu kami untuk bisa berkomunikasi dan berinteraksi menyiapkan segala sesuatunya untuk Merapi, alhasil jarak pun tak lagi jadi masalah. Awalnya kami ragu, kami bukan siapa-siapa, bukan artis ataupun orang yang cukup terkenal di kalangan social media. Tetapi ternyata hasilnya di luar dugaan, donasi dan bantuan barang yang terkumpul sangat banyak sekali hanya lewat twitter. Akhirnya kami pun mendistribusikannya menggunakan mobil ambulans yang kami dapatkan dari Wahid Institute.
Basecamp kami terletak di ex. bandara Adi Soemarmo, Solo dan khusus menangani distribusi logistik dan tim medis. Kendala yang sangat kami rasakan khususnya saat itu adalah informasi. Daerah mana saja yang masih kekurangan bantuan dan mengalami kendala kesehatan? Jujur saja kami buta, informasi yang kami dapat hanya sebatas dari telepon orang yang kami kenal di lapangan. Saya pun langsung memanfaatkan jejaring twitter. Kebetulan, orang-orang di posko belum terlalu familiar dengan teknologi ini.
Saya dan teman-teman pun akhirnya menjembatani mereka dan korban bencana dengan fasilitas twitter. Hasilnya? Informasi cepat sekali mengalir, kami memverifikasinya lewat telepon, dan langsung mendistribusikan barang, pangan, ataupun tim medis. Salah satu energi yang sangat bisa dihemat di sini adalah penggunaan listrik untuk komputer atau laptop. Semua bisa mengakses informasi lewat handphone dan ini sangat efisien sekali. Laptop/komputer hanya digunakan saat malam hari untuk membuat dan mengirim laporan kegiatan.
Oiya, ada satu lagi yang kadang sering lupa diperhatikan banyak volunteer di posko, yaitu masalah penggunaan listrik. Karena setiap hari kita sangat sibuk, bangun pagi pulang malam (apalagi untuk tim assessment seperti saya dan teman-teman), banyak yang lupa mematikan berbagai energi listrik. Bahkan kalau semuanya sudah sangat lelah, listrik itu bisa menyala 24 jam non-stop. Misalnya saja lampu posko, charger handphone, dan juga laptop yangg terus-terusan menyala. Karena sudah terbiasa di rumah sebagai orang yang terakhir tidur, saya mencoba mengontrol semuanya. Hal yang paling sederhana yang paling saya bisa lakukan adalah mematikan semua lampu posko ketika semua kegiatan sudah berakhir, mencabut semua jenis charger, dan juga mematikan laptop/komputer yang masih menyala.
Mungkin terdengar klise sekali jika saya menyebut hal di atas sebagai upaya penanggulangan pemborosan energi, kecanggihan ah istilahnya! ;p Saya sendiri lebih merasakannya sebagai penghematan. Hemat apapun selagi masih ada, kita tak akan pernah tau sesuatu itu akan habis di masa yang akan datang kan? 😉
Lanjut! Pengalaman saya menjadi volunteer di Merapi sepertinya sangat saya rasakan manfaatnya di Mentawai. Sebelum mem-publish tulisan ini, saya baru saja rapat dengan wakil bupati Mentawai dan beberapa NGO untuk masalah pendistribusian bantuan dan program kerja di Mentawai. Banyak masalah yang terjadi. Sebagai volunteer yang baru sampai pagi harinya, saya mencoba melihat secara general. Ternyata masalahnya hanya satu, belum ada pusat informasi dan koordinasi di Mentawai ini, padahal koneksi internet di Sikakap sudah ada yang men-support (dari Komunitas Air Putih yang bekerjasama dengan Indosat). Masyarakat di Mentawai belum familiar dengan penggunaan internet, sinyal pun hanya ada di Sikakap, di pulau-pulau lain sangat susah sekali. Bupati sendiri belum terbiasa dengan internet, beliau masih menginginkan laporan bentuk tertulis & di-print kertas. Namun, saya melihat peluang ini. Saat bencana seperti inilah saat yang tepat untuk menyadarkan pemerintah setempat tentang pentingnya teknologi internet untuk proses koordinasi dan informasi.

Web yang dibuat salah satu NGO untuk pusat informasi di Mentawai. Sayangnya. pemerintah sendiri belum melek internet.
Saya mempunyai ide (yang selanjutnya saya bicarakan dengan tim) untuk melengkapi web http://www.mentawairesponse.org yang menampung semua data yang berhubungan dengan bantuan untuk Mentawai, mencakup NGO apa saja yang memberikan bantuan, keluar masuknya bantuan, update setiap desa yang sudah diberikan bantuan, barang-barang apa saja yang masih dibutuhkan, dan semua informasi yang dibutuhkan masyarakat Mentawai. Semua data dan informasi nantinya akan di-update lewat web ini dan cara ini pun bisa mengurangi pemakaian kertas. Twitternya pun akan di-update secara berkala lewat twitter @SaveMentawai. Untuk hal ini, saya mengucapkan terimakasih untuk Jalin Merapi yang sudah memberikan inspirasi di bidang informasi untuk daerah bencana. Web dan twitter ini nantinya juga bisa menjawab semua pertanyaan, rumor, dan kesimpangsiuran yang banyak diberitakan di media tentang Mentawai. Bukan hanya bersifat informatif, namun juga komunikatif.
Di luar daerah bencana, saya mempunyai rencana yang (jika saya masih diberi kesempatan) akan saya jalankan untuk anak-anak yang kurang mampu. Saya ingin sekali mengajarkan mereka storytelling atau teknik mendongeng. Cara ini sangat efektif sekali untuk mentransfer ilmu. Dengan teknik mendongeng, anak-anak tidak cepat bosan dalam belajar dan ilmu yang disampaikan menjadi menarik, khususnya untuk diterapkan kepada anak-anak usia TK sampai SD kelas 2. Untuk anak-anak SD kelas 3 ke atas, saya ingin memperkenalkan asyiknya belajar sambil nge-blog. Mereka harus terbiasa menceritakan kembali pelajaran mereka dengan cerita yang mudah dipahami lewat media blog. Nantinya juga, tulisan mereka bisa dibaca oleh teman-temannya lewat satu blog yang menjadi pusat semua blog (beberapa cerita terpilih akan masuk dalam blog yang memuat cerita-cerita pintar anak-anak).

Saat menjadi panitia salah satu acara tahunan anak-anak, saya memperhatikan kalau storytelling menjadi salah satu acara yang paling diminati.
Cara storytelling pun terlintas di benak saya untuk saya terapkan di Mentawai selama semua hunian sementara dibangun di daerah relokasi. Karena tingkat kesadaran masyarakat Mentawai akan pentingnya sekolah dan pendidikan masih sangat rendah, anak-anak di tenda-tenda pengungsian pun tak punya kegiatan selain bermain. Saya sangat yakin, dengan teknik storytelling ini, siapapun menjadi lebih fun dalam belajar. Sisi positifnya lagi, setiap orang yang diceritakan bisa menceritakannya lagi kepada teman-temannya. Dengan cara yang mengasyikkan, pendidikan lebih mudah diserap dan diingat. Mereka tak perlu dipaksa langsung untuk mengenal teknologi komputer & internet, pelan-pelan dulu saja melalui buku & storytelling.
Tentunya semua ide saya tak akan terlaksana tanpa bantuan dari teman-teman. Siapa bilang akses ke Mentawai susah? Jangan terlalu cepat percaya dengan pemberitaan media. Buktinya saya sudah sampai di Sikakap dengan selamat dan bisa bercerita panjang lebar tentang peran internet yang sangat penting di daerah bencana. Jika ada niat dan mau menyisihkan waktu, siapapun bisa membantu. Yuk, mulai dari hal yang kecil. 🙂
iya, pengalaman saya ketika saya menjadi korban gempa Padang 2009, saya termasuk korban, melihat kurang meratanya pembagian bantuan makanan dan kebutuhan pokok, saya menghubungi beberapa teman di luar kota, untungnya ada teman dari Jambi dan Pekanbaru yang akhirnya langsung mengirim bantuan dengan dua truk.
Hi, saya suka dengan blog yang memakai template Mistylook, salam kenal..
wow..
saya salut banget nih dengan realisasi idenya.. semoga banyak anak muda Indonesia yang seperti ini.
trims.
terimakasih sudah mampir ya mas ^^
hai Lucy! (eh maaf nih aku asal sebut).
wow, aku salut banget sama kamu! hebaaat… punya misi super keren untuk bangsa…
kebetulan lagi blogwalking, ketemu blog ini…
Salut…
aku pengen banget gabung sama kegiatan sosial, kamu gabung di grup apaa gitu, atau gimana? kebetulan domisili kita sama-sama di bekasi… oh ya, kamu temenan sama Yudi Joepoet di ACI ya? kebetulan juga aku sm dia temenan dari blog…
Salam kenal yaa, sukses selalu untuk misi mulia nya
🙂
Flora febrianindya
Florafebrianindya@yahoo.com
wuih neng ucy…
salam kenal yagh…. (uda kenal pdhala)
trnyata kamu benar” keren dan slut sama kamu
upzzzz.. ada yg ngomong nama joepoet
keren salam kenal semuanya dan punya blog !
Pingback: Hanya yang Telah Selesai dengan Dirinya yang Bisa Berbuat untuk Orang Lain « BLOG PRIBADI>>BACA=LANCANG
TERUSKAN UNTUK MEMBANGUN NEGRI LEBIH BAIK….
mudahan bencana seperti itu tak terjadi lagi 🙂