Memaksimalkan 1% Air yang Bisa Dipakai di Muka Bumi

November ke-23 dalam hidup saya telah datang. Perasaan saya senang sekali dari pagi hingga menjelang sore, mungkin karena masih euforia awal bulan. Tapi semuanya berubah ketika saya membaca artikel dari Antara News ini tentang banjir di Thailand yang menewaskan 384 orang. AIR. Ada 2 kata yang muncul di benak saya ketika mendengar kata air setelah membaca artikel itu: kehidupan dan kematian. Serba salah ya rasanya, kekurangan air bisa menyebabkan kematian, begitu juga dengan kelebihan.

Aduh..kok kayanya berat banget kalo ngobrolin tentang kehidupan dan kematian. Tenang..tenang 😀 tulisan saya kali ini tidak ada hubungannya dengan 2 hal tersebut. Tapi lebih tentang pentingnya konservasi air dari bahan-bahan bacaan yang saya punya dan dari hasil sharing dengan seorang teman. Semoga bermanfaat!

Faktanya, 70% permukaan bumi tertutup air dan dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Namun, ada fakta yang lebih mengejutkan lagi, dari seluruh air yang ada di muka bumi, air tawar hanya berjumlah 4%nya. Dari 4% tersebut, sekitar ¾-nya tersedia dalam bentuk beku atau dengan kata lain tidak bisa dimanfaatkan. Dari semua perhitungan itu, air tawar yang bisa dimanfaatkan hanyalah 1% dari air yang tersedia di muka bumi. Tidak heran jika di satu belahan bumi terjadi kekeringan dan di belahan bumi yang lain terjadi banjir. Oiya, kalau kamu pusing dengan penjelasan di atas bisa lihat ilustrasi di bawah. 🙂

Dari ilustrasi di atas sepertinya sudah cukup jelas kenapa ketersediaan air bersih sangat penting dan tidak boleh disia-siakan. Itulah mengapa konservasi atau penghematan air perlu dilakukan. Menurut UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan PP No. 43 tahun 2008 tentang Air Tanah, konservasi air adalah adalah upaya melindungi dan memelihara keberadaan, kondisi dan lingkungan air tanah guna mempertahankan kelestarian dan atau kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai demi kelangsungan fungsi dan pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik waktu sekarang maupun pada generasi yang akan datang.

Kenapa konservasi air tanah itu penting? Kalau kamu lihat di musim hujan banyak jalanan Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia banyak yang tergenang air, itu terjadi karena permukaan tanah makin menurun, daya resapnya terhadap air semakin menurun, dan daya dorongnya terhadap air lautnya pun semakin kecil. Jika permukaan air tanah menurun terus, alhasil permukaan laut bisa lebih tinggi dari daratan dan bukan tidak mungkin air laut membanjiri jalan raya di masa depan. Salah satu penyebab turunnya permukaan air tanah di Indonesia adalah penyedotan air tanah yang tidak terkontrol oleh pabrik-pabrik industri.

Air tanah semakin berkurang karena adanya penyedotan tak terkontrol yang dilakukan oleh pihak industri.

Jika ketersediaan air tanah di daratan semakin sedikit jumlahnya, daya dorong air tanah lebih kecil dari daya dorong air laut. Hal ini menyebabkan air laut masuk ke daratan.

Kalau menurut Dr. Heru Hendrayana dari Universitas Gadjah Mada, cara paling sederhana untuk melakukan konservasi atau penghematan air adalah dengan memanfaatkan secara maksimal ketika air tawar masih berada di daratan. Kenapa? Karena jika air sudah sampai di laut lagi, itu artinya air sudah tidak dapat dipakai. Cara sederhana yang bisa dilakukan secara konkrit antara lain:

1. Hemat air, baik air mentah maupun air minum. Jangan sampai bak mandi atau ember luber karena keran lupa kita matikan. Jangan sampai air minum dibuang-buang dengan percuma, jika memang sudah kotor, gunakanlah untuk menyiram tanaman.
2. Tanam tumbuhan di bidang yang bertanah di dekat rumah. (Bilang ke ayah) jangan tutup lahan bertanah dengan aspal ataupun semen. Hal itu dapat menyebabkan rumah kita kekurangan resapan air hujan.
3. Menanam pohon yang dapat melindungi sumber air.
4. Buat resapan biopori agar air hujan bisa berguna sebagai air tanah.
5. Minimalisir penggunaan cairan pembersih toilet karena dapat menghambat proses pembusukan di septic tank.

Filter yang bisa dibuat di depan garasi rumah untuk menahan air mengalir ke jalan raya sehingga bisa meresap ke dalam tanah.

Oiya, ada beberapa fakta menarik juga yang saya dapatkan dari hasil browsing dan juga dari tulisan Titiw dan Nonadita, 2 teman saya yang juga menulis postingan tentang air:

1. Air di bumi tidak akan habis karena air terus berputar. Yang ada hanyalah: air yang bisa dipakai atau tidak bisa dipakai. jadi, maksimalkan penggunaan air selama masih bisa dipakai.
2. Limbah yang paling berbahaya adalah limbah rumah tangga, bukan limbah industri. Proses pengolahan limbah industri mengikuti tata cara yang sudah diatur dalam undang-undang, sedangkan proses pengolahan limbah rumah tangga belum ada undang-undangnya.
3. Di kedalaman 60 meter kota Jakarta, sumber air bersih sudah hilang. Di Monas, jika digali sedalam 60 meter maka air yang akan diperoleh adalah air asin.
4. Penurunan muka tanah yang masif juga terjadi di Semarang yang mudah digenangi air laut (rob) dan jalan tol Bandara Cengkareng. Rob terjadi karena permukaan tanah telah berubah lebih rendah dari permukaan laut.
5. Penelitian United States Agency for International Development (USAID)  dalam laporannya (2007) menyebutkan: di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hampir 100% sumber air minum kita tercemar oleh bakteri E Coli dan Coliform.
6. Selain dari industri, penggunaan pupuk dan insektisida di sektor pertanian dan perkebunan juga berpotensi mencemari air terutama air permukaan.

Nah kalau sudah begitu, siapa yang paling bertanggungjawab dalam konservasi air? Semua manusia yang hidupnya membutuhkan air tentunya bertanggungjawab, baik secara individu maupun industri. Yuk hemat air, dari hal terkecil pun kita sudah bisa membantu alam untuk tetap menyediakan air bersih yang bisa kita gunakan sampai generasi anak cucu kita! 😉

4 thoughts on “Memaksimalkan 1% Air yang Bisa Dipakai di Muka Bumi

    1. lucyland Post author

      Hehehe makasih mbak titiww..baca blogmu dan blog nonadita jadi makin pinter jugak! Materi berat kalo disampeinnya dgn bahasa yg ringan jadi cepet sampe otaknya. 😉

      Reply

Leave a Comment