Menyapa Sumbawa untuk Pertama Kalinya

Hari ke-10 (10 Oktober 2013): Kab. Sumbawa Besar – Kab. Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

“Peri Lema Bariri”, kalimat yang mempunyai arti “Selamat datang di Tanah Samawa” itu menyambut kami ketika tujuh mobil Terios 7 Wonders keluar dari area Pelabuhan Pototano. Pulau ini terlihat seperti kehausan. Rangkaian bukit berwarna coklat dan ranting-ranting pohon yang sudah ditinggalkan daunnya menjadi pemandangan tak asing selama perjalanan melewati jalur utara Sumbawa. Pulau ini sedang kering, tetapi pesonanya tidak mengering.

“Mulus banget euy aspalnya. Asik banget kalo bisa jogging di sini!” Kalimat tersebut keluar dari mulut saya berulang kali saking terpesonanya dengan jalan Sumbawa. Saya membuka kaca mobil dan tidak berhenti menjeprat-jepret dengan kamera. Aspal di Sumbawa adalah aspal termulus yang kami lewati sepanjang perjalanan dari Jawa. Dan kalau diingat-ingat, aspalnya juga aspal terhalus yang pernah saya lewati selama traveling di Indonesia.

Si putih akhirnya sampai juga di pulau yang baru pertama kali saya kunjungi ini.

Si putih akhirnya sampai juga di pulau yang baru pertama kali saya kunjungi ini.

Aspal mulus sepanjang jalur utara Pulau Sumbawa.

Aspal mulus sepanjang jalur utara Pulau Sumbawa.

Saya mengenal Sumbawa dalam gambar bergerak melalui film Serdadu Kumbang di pertengahan tahun 2011. Film yang dibuat oleh Alenia Pictures (production house yang konsisten membuat film anak setiap tahun) dan disutradarai oleh Ari Sihasale ini menceritakan tentang kehidupan anak-anak di Desa Mantar. Sayang, kali ini saya tidak bisa melihat mereka. Dalam perjumpaan langsung pertama kali ini, saya harus puas menyaksikan Tanah Samawa hanya dari balik kaca mobil.

Perjalanan dari Lombok melewati Kabupaten Sumbawa Besar menuju Kabupaten Dompu bisa dibilang merupakan perjalanan terpanjang kedua setelah perjalanan dari Sawarna menuju Yogyakarta. Kalau di hari ke-2 kami menempuh perjalanan sepanjang 575 km, di hari ke-10 ini kami menempuh jarak sekitar 466 km. Thank God, walau jaraknya panjang, kali ini si putih tidak harus bersusah payah melalui jalur-jalur yang ekstrim. Tetapi, meskipun kondisi jalannya tergolong sangat aman untuk mesin Terios, Sumbawa adalah jalur yang baru untuk para pengemudi.

“Kalo jalan ke Sawarna jalurnya ekstrim tapi saya udah afal karena sempet survey. Kalo Sumbawa belum.  Jalannya banyak kelok, mata harus awas, apalagi kalo udah malem-malem. Yang bikin deg-degan itu kalo ada mobil dateng dari depan, kita kan belum afal kondisi medan.” begitu penjelasan Iman, salah satu pengemudi yang sempat ikut survey untuk program Terios 7 Wonders – Hidden Paradise.

At first, it was not easy for a beginner road-tripper like me to sit all day long in the car. Tetapi makin ke sini, saya jadi makin terbiasa untuk tidak melakukan apa-apa dan hanya menikmati detik demi detik duduk di bangku navigator. Apalagi ketika si putih sudah mulai memasuki waktu Indonesia bagian tengah. Saya tidak bisa protes, Sumbawa really had me at hello.

Langit biru, awan putih, dan cuaca cerah. Perfect combinations to enjoy the road trip!

Langit biru, awan putih, dan cuaca cerah. Perfect combinations to enjoy the road trip!

Bentangan sawah yang menyempil di antara keringnya Sumbawa.

Bentangan sawah yang menyempil di antara keringnya Sumbawa.

“Di depan ada lapangan yang cukup besar buat ngambil gambar, gimana kalo kita berhenti dulu?” Rizky, jurnalis Metro TV yang saat itu sedang berperan ganda menjadi pengemudi mobil kami memberikan info lewat HT.

Ketika ketujuh Terios memasuki area lapangan tanah dan berputar mengelilinginya, saya dan teman-teman blogger lain turun untuk mengabadikan momen senja yang (lagi-lagi) sudah hampir selesai. Setelah itu,  kami asik memotret kuda lalu berinteraksi dengan anak-anak yang sedang bermain.

It's a beautiful playground for Sumbawa's children, isn't it?

It’s a beautiful playground for Sumbawa’s children, isn’t it?

Ketemu kuda di tengah jalan bukan pemandangan yang asing di Sumbawa.

Ketemu kuda di tengah jalan bukan pemandangan yang asing di Sumbawa.

Kuda Sumbawa

Strong, firm, and also beautiful at the same time.

Sebelum pulang, Mumun (satu-satu teman wanita saya dalam perjalanan ini) sempat mengeluarkan pistol air mainannya yang bisa menghasilkan gelembung dari sabun. Ia menembakannya ke udara sementara anak-anak menangkapnya dengan senyum yang terus menyala.

“Eh, kasih makanannya ke anak-anak aja, sayang juga nggak kita makan.” Saya lupa siapa yang saat itu mengusulkan ide yang langsung disambut dengan baik oleh semua penumpang mobil ke-7. Sebagai orang yang sudah terbiasa melakukan road trip, Rizky senang sekali membeli cemilan. Alhasil, masih banyak cemilan (bahkan dari hari pertama) yang belum sempat kami makan.

Karena cemilan-cemilan itu diberikan oleh Mumun dari jendela penumpang di bagian kanan, saya tidak begitu jelas mendengar percakapan mereka. Yang saya lihat hanya makanan itu kembali utuh pada kami. Saya bingung dan bertanya kepada Mumun.

“Nggak usah, Kak. Daripada nggak cukup dibagi rata dan bikin kita rebutan, mendingan kakak simpen aja.” begitu kira-kira jawaban anak-anak ketika Mumun berniat untuk membagikan dua bungkus biskuit yang isinya memang tidak mencapai jumlah keseluruhan mereka.

Saya tersentuh. Di kota-kota lain, reaksi normal anak-anak ketika dibagikan makanan atau uang adalah berebutan. Berbeda dengan Sumbawa, pulau ini mempunyai anak-anak yang hatinya besar. Anak-anak itu tidak memikirkan dirinya sendiri tetapi juga memikirkan teman-teman lainnya.

Waktu yang kami habiskan di lapangan itu memang sangat kilat tetapi kenangan yang tertinggal di pulau ini berhasil membuat hati saya tersenyum. Sumbawa punya tempat yang sangat spesial di hati saya. Semoga saya bisa mengenal anak-anak itu dari dekat suatu hari. 🙂

Anak-anak Sumbawa. Anak-anak dengan hati terbesar yang pernah saya jumpai.

Anak-anak Sumbawa. Anak-anak dengan hati terbesar yang pernah saya jumpai.

Diantar sisa-sisa senja yang mulai meredup menuju Kabupaten Dompu.

Diantar sisa-sisa senja yang mulai meredup menuju Kabupaten Dompu.

Sekilas info:

Tempat bermalam kami di Dompu adalah Hotel Aman Gati. Pengunjung yang menginap rata-rata adalah turis dari luar. Saya tidak melihat turis Indonesia satupun ketika pagi harinya sarapan bersama tim Terios 7 Wonders lainnya. Mungkin karena itu, harga kamar di hotel ini menggunakan kurs dolar. Tetapi pemiliknya orang Indonesia kok, orang Lombok asli. 😉

Untuk harga dan fasilitas apa saja yang terdapat di hotelnya, silahkan klik di sini.

Kondisi kamar dan lingkungan sekitar Hotel Amangati, Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa.
Kondisi kamar dan lingkungan sekitar Hotel Amangati, Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa.

26 thoughts on “Menyapa Sumbawa untuk Pertama Kalinya

  1. herdian

    ka luci gimana rasa nya datang ke NTB naik mobil daihatsu?, lalu apa mobil daihatsu nya bener-bener bagus di jalan yang terjal seperti waktu lava tour? makasih 🙂

    Reply
    1. lucianancy.com Post author

      Menyenangkan sekali bisa jelajah NTB (Lombok dan Sumbawa) pake mobil, soalnya jarak dari satu destinasi ke destinasi lain sangat jauh. Apalagi waktu di Lombok, semua pantainya terletak di daerah terpencil. Thank God, we’re coming with Terios!

      Kalo jalanan di Lombok dan Sumbawa tergolong aman, aspalnya mulus dan nggak ada jalanan dengan kondisi yang terlalu ekstrim.
      Kalo untuk lava tour, aku nggak nyangka kalo Terios bisa saingan sama mobil 4WD. Nggak ada masalah waktu lava tour, semua aman.. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa baca di cerita lava tour di sini > https://lucianancy.com/2013/10/19/terios7wonders-bertualang-di-desa-debu-merapi/

      Semoga menjawab pertanyaan kamu. 😉

      Reply
  2. DianRuzz

    Siang Uci ….
    Diantara semua destinasi tujuan ekspedisi Terios 7 Wonders kemarin, manakah yang paling berkesan untuk Uci? dan kenapa?
    Terimakasih ya 🙂

    Reply
    1. lucianancy.com Post author

      Hai Dian,
      Yang paling berkesan itu Sumbawa, alasannya karena kondisi jalannya dan anak-anaknya, selengkapnya bisa kamu baca di tulisan ini.
      Selain Sumbawa, aku suka banget sama pantai-pantai di Lombok. Kemarin sempet ke Pantai Selong Belanak dan Pantai Tangsi, belum banyak turis yang ke sana, pantainya sepi, masih bersih, dan jauh dari keramaian dan modernisasi..

      Good luck buat tulisan kamu ya.. 😉

      Reply
  3. Rizka

    Hi uci
    Aku rizka
    Slamat yah jd bgn dari 7wonders
    Btw boleh nanya gak?
    1.Gmn perasaan km sbg petualang perempuan? Ada masalah gak sih sebagai perempuan petualang yg ke pulau komodo? Katanya klo perempuan lagi masa haid gak boleh masuk yah?
    2. Gmn solusi km selama perjalanan yg sangat panjang? Kan capek tuh lama di mobil?
    3. Apa suka duka dan kesan selama 7wonders?
    4.Menurut kamu terios itu gmn? Beneran gak ada masalah selama di jln spt mogok?

    Reply
    1. lucianancy.com Post author

      Halo Rizka,
      Sorry for the late response. Thanks ya udah mampir ke sini..

      1. Sebagai salah satu dari dua perempuan di antara 22 orang laki-laki, aku ngerasa seneng karena nggak harus ribet. Biasanya kalo traveling bareng banyak cewek, pasti ribet karena lama dandannya. Haha maklum aku sama Mumun nggak suka dandan. Palingan kita berdua harus selalu rajin-rajin ngingetin cowok-cowok buat jaga kebersihan dan buang sampah pada tempatnya aja..
      Nggak ada masalah kok kalau perempuan ke Pulau Komodo, asal jujur aja kalo lagi haid, soalnya komodo pinter nyium bau darah. Kalo kamu lagi haid juga sebenernya gapapa asal bilang, jadi nanti guidenya memprioritaskan kamu..

      2. Karena pekerjaanku sehari-hari itu biasanya banyak gerak (aku ngajar renang), pastinya dua minggu di dalem mobil itu rasanya capek dan pegel. Solusinya: setiap kali turun mobil, aku langsung stretching, sempet-sempetin jogging, yoga, atau berenang kalo lagi tinggal di hotel yang ada kolamnya.. Oiya, makannya juga harus terarut dan minum vitamin C setiap hari..

      3.Sukanya: semua! ini pertama kalinya aku ikut road trip dalam waktu yg panjang, jadinya aku banyak dapet pengalaman baru. Selain itu, perjalanan kemarin itu pertama kalinya aku ke Baluran dan Sumbawa, happy!
      Dukanya: perjalanannya kurang lama! hehe.. sedih waktu pisah sama tim ketika kami di Pulau Komodo, soalnya blogger dan jurnalis dipisah..

      4. Menurut aku mobilnya cocok dan nyaman buat keluarga (ayah ibu, 2 anak) yang suka liburan dan bawa barang banyak. Anak-anak masih bisa duduk dengan nyaman di bangku belakang dan barang-barang bisa muat di bagasi belakang. Selama dua minggu nggak ada masalah, nggak pernah mogok, soalnya rajin check up di beberapa kota.

      Ada yang masih mau ditanyain lagi? 😉

      Reply
  4. Rahmat Taufik

    Halo mbak Luci. Saya Taufik, yang menghubungi mbak via twitter. Oh ya, ini list pertanyaan yang mau saya ajukan sama mbak. Mohon jawabannya mbak ya..
    Hehe. Maaf ya agak merepotkan?
    1. Selain tujuh blogger traveller, katanya juga ada 10 jurnalis otomotif yang ikut dalam tim ya? Total anggota tim sebenarnya berapa?
    2. Ini untuk memastikan, jalurnya benar dari Sawarna-Kinah rejo-ranu pane-baluran- sambe rambitan-dompu- dan Labuhan Bajo, kan?
    3. Oh ya, katanya juga ada acara bakti social (penanaman pohon, pembagian beasiswa, dll)di tempat-tempat yang disinggahi. Apa saja bentuk kegiatannya dan dimana saja?
    4. Untuk memastikan lagi. Total mobil yang dibawa tujuh unit terios. Lima TX MT dan Dua TX AT? Benar seperti itu kan ya??

    Reply
    1. lucianancy.com Post author

      Halo Taufik..
      Nggak ngerepotin kok, seneng ada yang mau nanya. Daripada cuma copy paste doang. 😉

      1. Selain 7 bloger traveler, ada 7 jurnalis otomotif, 7 driver, 1 orang dari Daihatsu, 1 team leader, dan 1 head of production. Totalnya ada 24 orang. Tapi pas di Lombok jadi 25 karena ada 1 orang Daihatsu lagi yang bergabung.
      2. Betul sekali rutenya seperti itu. Bukan Sambe ya tetapi Sade.
      3. Untuk acara bakti sosial, kamu bisa baca di sini: https://lucianancy.com/terios7wonders-bertualang-di-desa-debu-merapi
      4. Betul sekali seperti yang kamu sebutkan.

      Good luck ya buat kompetisinya 😀

      Reply
  5. Kristy

    kak pesan, kesannya apa ikutan ekspedisi ini..?
    bagaimana perasaan kak luci setelah sampai di wonders terakhir pulau komodo?
    mana tmp yg paling indah dari segi pantai dan taman yg dikunjungi.. ?
    kalo kayak petualangan ini berarti mengunjungi banyak tmp namun dalam waktu yg singkat ya kak, apa pantatnya ga panas, supirnya itu sama trs ya kak dr awal mpe akhir? 😀

    Reply
    1. lucianancy.com Post author

      Hai Kristy,
      Kesannya: it was an awesome journey with awesome people, road trip bareng 22 cowok dan 1 cewek itu nagih! Nggak ribet dan semua berjalan lancar, mungkin karena mayoritas jurnalis otomotif kali ya. Mereka udah tau harus ngapain aja dan nyiapin apa aja. Jadi perempuan-perempuannya tinggal duduk manis.. hehe..

      Pesannya: jangan sampe ketinggalan bantal leher kalo lagi roadtrip panjang, biar kepala nggak sengklek. Makan dan vitaminnya juga harus tertib..

      Tempat yang paling indah pastinya Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo. Tapi yang paling ga bisa dilupain itu Sumbawa dan pantai- pantai di Lombok. Ceritanya bisa kamu baca di sini > https://lucianancy.com/2013/11/02/terios7wonders-2-pantai-tersembunyi-di-lombok/.

      Betul sekali, kemarin kita ngunjungin banyak tempat dalam waktu singkat, kebanyakan waktunya dipake buat di jalan. Wahahaa pantatnya pasti panas, makanya tiap ada kesempatan buat turun dari mobil, aku pasti stretching, yoga, jogging, & renang (pas di hotel yang ada kolamnya)

      Kalo supirnya sebenernya ganti-gantian, tapi khusus di mobilku (mobil terakhir sekaligus mobil sweeper), supirnya nggak mau diganti karena mau bikin rekor nyetir Jawa-Sumbawa katanya..

      Ada yang mau ditanyain lagi Kristy? 😉

      Reply
        1. lucianancy.com Post author

          Waduh Kristy, maaf belum bisa jawab pertanyaan kamu yang satu itu, soalnya aku baru pertama kali road trip panjang itu kemarin. Biasanya cuma road trip pendek bareng temen2 pake mobil salah satu temen.
          Yang jelas, mobil Terios ini cocok buat keluarga yang suka liburan dan bawa barang banyak. Harganya dibawah harga mobil sejenisnya, jadi lebih murah..
          Iya pake domain sendiri, kamu juga bisa kok..

          Reply
  6. Wahyu Adityo Prodjo

    halo kakaknya.. suka sekali baca cerita-ceritanya.. btw ada yang mau saya tanyakan dong..mohon dijawab ya. 🙂
    1. Setiap destinasi pasti punya cerita yang menarik tersendiri. Namun buat kak lucy, makna perjalanan ini setelah kakak Lucy mengikutinya? lalu apa ada yang kakak jadikan inspirasi dari makna perjalanan ini?
    2. Hmm.. menurut kak Lucy, setelah mengikuti perjalanan ini, apa setuju misalnya saya katakan bahwa Daihatsu Terios adalah sang sahabat alam dan budaya indonesia? kalo iya tolong kasih alasannya ya.

    Makasi lho kak. 😀 hehe mampir2 ke blog saya. *promosi*

    Reply
    1. lucianancy.com Post author

      Hai hai Wahyu, terimakasih ya udah mampir..
      1. Dari perjalanan ini, aku jadi lebih banyak mengenal karakter orang. Dari sana, aku banyak belajar cara menghadapi karakter-karakter yang berbeda selama perjalanan. Kadang, nggak semua orang itu cocok sama kita, jadi pinter-pinter aja beradaptasi..
      Dari perjalanan ini juga aku jadi banyak belajar soal persiapan roadtrip dan cara menghadapinya. Detailnya bisa kamu baca di sini > https://lucianancy.com/terios7wonders-7-tips-hadapi-road-trip-panjang.

      2. Setuju kok. Selama perjalanan kemarin, destinasi terios 7 wondersnya beragam, kita bermain dengan alam di Sawarna, Merapi, Ranupane, Baluran, Sumbawa, dan Komodo. Kita juga belajar budaya masayarakat di Lombok. Ceritanya ada di sini> http://lucianancy/terios7wonders-10-kearifan-lokal-suku-sasak-di-desa-sade-lombok

      Good luck buat tulisannya ya. 😉

      Reply

Leave a reply to NGOOPI.COM Cancel reply